Tuesday, July 25, 2006

Red Arrows in Town

TRAVEL


Red Arrows in town, as you can see in the picture that those planes were passing over Bahrain Financial Harbour Towers.

It is a free show on the heat of summer, but it didn't make people not to come to see this.

It was just bad because i was not stand on the correct spot, so most of the time i had to seen directly against the sun, so it was not comfortable to see the show.

They said, it almost every year they come to Bahrain. So, just wait next year and I will stand on the correct spot.

Sunday, July 23, 2006

My Bahrain Driving License

LIVE

My life in Bahrain will not be the same again, because i have gotten my driving license here. So, i can travel around by driving my own car if i have any.

This is very special since this is my first job overseas so this is my first driving license outside my country.

I have just arrived here for 4 month and it amazed all my Indian friend, since is not easy for them to get driving license here in Bahrain. They should get the driving class and testing. It take around 3-4 months for them to get driving license which cost them almost 100 times then the cost i should paid.

So, right now i just want to look for a 2nd hand car

Saung Mang Udjo

TRAVEL

Tanggal 21 Januari 2006 lalu, saya dan keluarga menyempatkan diri untuk bertamasya ke Bandung. Mungkin bagi rekan-rekan sekalian pasti sudah sangat biasa sekali ke Bandung dengan wisata makanannya. Sebenarnya tujuan saya ke Bandung lebih diutamakan ingin menjajal jalan tol cipularang yang jujur saja belum sempat saya rasakan dikarenakan segala kesibukan dan berbagai halangan lainnya.

Sebelum saya pergi, saya teringat akan Saung Mang Udjo yang secara rutin mengadakan angklung show. Anda tentu tahu Angklung-kan, itu loh alat musik khas jawa barat yang terbuat 100% dari batang Bambu. Dari dulu saya ingin sekali ke saung ini tetapi selain tidak tahu keberadaannya juga banyak dari rekan-rekan yang saya ajak enggan ke tempat-tempat seperti ini. Untuk memperlancar perjalanan ke Saung ini, saya mencoba untuk mencari informasi sebanyak mungkin dari internet, ternyata Saung Mang Udjo memiliki website, yaitu http://www.angklung-udjo.co.id/ . Dari website ini saya mendapatkan informasi peta lokasi serta nomor telepon yg bisa saya hubungi, yaitu Jl.Padasuka 118 Banduung 40192. Telp. 7271714.

Sesampai di Bandung, saya menelepon ke nomor telepon tsb dan ternyata tidak salah. Per telepon saya dapatkan informasi bahwa show akan dilaksanakan dari jam 15:30 sampai jam 17:00. Saya coba mengikuti peta yang saya dapat dari website, ternyata letaknya cukup jauh. Kalau anda tahu Telkom Japati yang didekat Gedung Sate, nah ikuti saja jalan sampai ke terminal Cicaheum. Dari jalan besar ini nanti ada Bilboard besar menunjuk untuk belok kiri, masuk kira-kira 1 KM.

Masuk ke lokasi, saung ini menyediakan parkir yg cukup luas, mungkin memang dipersiapkan untuk Bis besar, dan memang tampak 2 bis besar sedang parkir saat kami datang. Lokasinya teduh dan nyaman, serta tentu saja banyak pohon bambu disana. Di bagian depan sebuah rumah, kami harus membayar Rp 25.000,- per orang dewasa. Dari sini kami masuk ke dalam rumah, dan tiba di sebuah Saung berbentuk segiempat yang sangat besar dengan panggung besar di depan, dan undakan untuk tempat duduk para penonton yang cukup bisa menampung banyak orang/rombongan.Ketika kami sampai, sudah banyak pengunjung baik wisatawan lokal maupun luar.

Show di awali dengan pertunjukan wayang golek dengan tokoh wayang yang cukup populer, yaitu ***** (saat yang menulis ini kok tiba2 lupa namanya) selama beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan show salah satu kebudayaan jawa barat untuk iring-iringan khitanan, dimana anak kecil yang baru dikhitan akan diiring keliling kampung sambil diiringi alunan angklung (lihat gambar).






Setelah itu baru muncul MC yang sangat pandai menerangkan apa saja yang sudah kita lihat dan dengar baik dalam bahasa indonesia maupun inggris (lihat gambar). Acara dilanjutkan dengan alunan rumpun bambu atau arumba menggunakan alat musik yang seperti gamelan dari jawa tengah, tetapi komponen yang dipukul bukan terbuat dari logam melainkan rumpun bambu. Setelah itu tari topeng yang dipertunjukan oleh 3 penari, di tengah-tengah tarian ketiganya akan mengenakan topeng.







Yang paling menarik dari show ini adalah bagian para pengunjung diberi kesempatan untuk memainkan angklung di bawah arahan sang MC yang berfungsi sbg konduktor. Anak-anak kecil akan membagikan satu persatu angklung ke para pengunjung. Ternyata di angklung terdapat nomor-nomor yang menyatakan nada dari angklung tersebut. Ada 2 cara yang diajarkan ke pengunjung untuk mengerti intruksi dari sang konduktor, yaitu isyarat tangan serta angka. Setelah berlatih menghapal tanda dari tangan, mulailah kami memainkan berbagai lagu berdasarkan tanda dari sang MC.



Setelah itu acara dilanjutkan dg show angklung dari para senior yang membawakan lagu nasional, internasional bahkan classic mozart, wah wah, pokoknya kalau belum denger langsung nyesel deh .... Setelah itu acara diakhiri dengan para anak kecil menarik penonton untuk menari di depan, he he he istri saya kena tarik ... wah lucu di depan ada permainan, nyanyi dan gerak tari.



Saya dan keluarga sangat menikmati semua acara yang ditampilkan oleh Saung ini, bahkan anak saya yg berumur 2 tahun betah duduk untuk menyaksikan semua acara. Yang pasti saya salut dengan ketepatan waktu yang dipegang oleh saung ini juga susunan acara yang tidak terputus-putus.

Saung ini juga menjual berbagai cenderamata yang menarik, tentunya khas jawa barat dan banyak yang terbuat dari bambu.

Semoga ulasan kali ini bisa bermanfaat.

MV Doulos, Floating Book Exhibition

TRAVEL


Untuk kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya mengunjungi sebuah kapal yang mengadakan exhibisi dan menjual buku yang kebetulan menurunkan jangkarnya di negara saya bekerja saat ini, yaitu di Bahrain. Kapal ini menjelajah ke lebih dari 100 negara semenjak tahun 1977 dan pernah berlabuh di Sunda Kelapa, Indonesia pada tahun 1995 (Mohon maaf kalau salah)

Doulos nama kapal ini. Yang unik dari kapal ini adalah kapal ini mulai diluncurkan hanya terpaut 2 tahun lebih muda dari kapak Titanic yang terkenal itu yaitu tahun 1914, jadi termasuk kapal tertua yang masih beroperasi dengan baik saat ini.

Buku yang dijual di dalam kapal ini ada lebih dari 4000 judul. Tapi jangan membayangkan kalau seluruh kapal digunakan sebagai toko terapung, ini pula sebenarnya yang membuat saya kecewa, karena bagian untuk menjual buku hanyalah dibagian dek atas dan hanya dibagian belakang kapal saja, jadi tidak sebesar yang saya bayangkan sebelumnya. Jenis buku yang dijualpun janganlah berharap seperti yang anda temui di toko buku, karena tempat yang terbatas mungkin. Jenis buku yang dijual ada kamus, buku anak-anak penuh warna, buku rohani untuk agama kristen, buku masakan, serta beberapa novel. Untuk buku masakan dan anak-anak cukup banyak variasinya, jadi kalau anda suka masak atau anda ingin membelikan buku-buku berkualitas untuk si buah hati, anda harus mengunjungi kapal ini.

Cerita menarik dari kunjungan saya di kapal ini adalah saat bertemu dengan rekan kita dari Indonesia yang ikut menjadi sukarelawan dalam pelayaran ini. Ada total dua saudari kita yang ikut dalam pelayaran ini tetapi saya hanya bertemu salah satunya saja dan mohon maaf karena saya lupa namanya. Dari saudari kita ini, saya mendapat kesempatan untuk menjelajah seluruh bagian kapal yang bersejarah ini, dari kabin smp ruang makan, dimana ruang makan dipisah untuk keluarga dan yang belum berkeluarga.

Seluruh crew kapal merupakan sukarelawan gabungan dari remaja serta keluarga dari lebih 50 negara, mereka berbagi tugas setiap harinya dan melaksanakan kegiatan mengajar selama pelayaran. Jadi saat berlabuh di sebuah negara akan ada crew dg pakaian asal negara mereka yang akan mengajak ngobrol kita saat kita sedang melihat-lihat buku, mereka akan menanyakan pendapat kita mengenai kapal ini dan mereka akan menerangkan mengenai misi dari kapal Doulos. Kalau anda punya kesempatan mengunjungi kapal ini, sempatkan untuk mengobrol dengan mereka atau sempatkan bertemu dengan saudari kita dari Indonesia. Karena saya secara tidak sengaja bertemu dengan rekan kita ini ketika saya sedang berbincang dengan seorang remaja dari Jepang. Saat saya tanya apakah kapal ini pernah mengunjungi Indonesia, dia langsung memanggil saudari kita ini.

Biasanya kapal akan berlabuh kurang lebih selama 2 minggu di satu negara, dan menjelang akhir kunjungan ada acara pentas seni yang diadakan didalam kapal, siapa saja bisa datang. Saat itu saya tidak bisa datang dikarenakan acaranya diadakan malam hari dan tempat tinggal saya agak jauh dari pelabuhan. Acara nya sendiri menampilkan seni dari berbagai negara yang ditampilkan oleh wakil-wakil negara.

Kalau anda mendapatkan kesempatan berkeliling kapal, maka ada kesempatan pula bagi anda untuk mencicipi masakan kapal, tetapi saat itu saya dengan berat hati harus menolak tawaran makan malam dari saudari kita dikarenakan teman saya agak mabuk laut ha ha ha. Bicara makanan, jenis masakan disesuaikan dengan tempat Doulos berlabuh jadi akan berubah terus. Kokinya sendiri saya sempat dikenalkan berasal dari Italy.

Jadi kalau tempat anda tinggal atau bekerja saat ini mendapat kesempatan dikunjungi oleh kapal ini, jangan sungkan untuk berkunjung dan sapalah saudara kita disana.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kapal ini dan lokasinya saat ini, bisa mengunjungi websitenya di http://www.mvdoulos.org/

Semoga bermanfaat